Kisah Si Gadis Manja : Gagal Sekolah di Kota
01.39
Memang benar opini di atas, termasuk aku juga pernah berfikiran seperti itu. Cerita awalnya di tahun 2009 dimana aku masih duduk di kelas 9 SMP, di mana aku masih sangat labil, pikirannya masih tidak konsisten terkadang masih ikut-ikutan teman. salah satunya dalam memilih Sekolah Menengah Atas (SMA) waktu itu. Aku memang waktu SMP duduk di kelas yang di juluki kelas "unggulan" dimana teman-temanku tergolong anak yang bisa disebut anak pintar. karena itu waktu ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi tidak sedikit dari kami yang memilih sekolah favorit. Yaitu sekolah di kota dengan grade yang bagus.
Aku tidak mengerti rasa optimis itu datang darimana yang membuatku bisa mengambil keputusan untuk mengikuti tes di sekolah tersebut yaitu sekolah favorit di kabupatenku. Dengan keoptimisanku itu aku mendaftar yang pendaftarannya di lakukan secara kolektif di sekolah. Untuk mengikuti tes masuk tersebut setiap hari aku melakukan berbagai persiapan, belajar, belajar dan belajar agar apa yang aku impikan dapat bersekolah di kota bisa terwujud.
Apakah kalian tahu sobat? di malam harinya sebelum tes itu berlangsung tepat pukul 23.00 WIB. My super hero (Ayahku) merintih keras, akupun yang waktu itu tidur dengan ibu kaget melihat suara rintihan ayah. Serentak kamipun terbangun dan menghampiri ayah, dan setelah melihat keadaan ayah apakah kalian tahu bagaimana perasaanku waktu itu? Ya sangat hancur ! aku tak menyangka superheroku tergeletak tak bisa bergerak, hanya terobat-abit hingga terjatuh dari kasur palembang yang ditidurinya. kamipun membawa ayah ke rumah sakit dan ayah di vonis menderita penyakit STROKE ! tanganku gemetar, panas dingin, dan dunia serasa gelap saat itu. Aku menangis tak berdaya di depan ruang UGD sembari mengguman. "kenapa harus ayahku? apa yang salah dengan ayahku Tuhan sehingga kau menitipkan penyakit yang menyedihkan itu kepada ayah hamba!"
Keesokan paginya, tepat pada hari "H" tes berlangsung. aku pergi di antarkan saudaraku, padahal aku berharap sekali waktu itu aku di antarkan oleh ayah dan mencium tangan ayah agar aku bisa bersemangat. Namun hari itu semuanya sirna, di tempat tes aku hanya duduk terdiam. Pikiranku kosong menerawang lembaran-lembaran kertas soal yang ada di depanku. Apa yang aku pelajari semala ini hilang begitu saja. Pikiranku blank, bahkan soal yang mudah aku tak bisa mengerjakannya karena apa? Pikiranku hanya ada wajah ayah yang merintih tak bisa menggerakan badannya saat itu.
Dan tes-tes berikutnyapun aku lewati dengan keadaan yang sama pula. Hingga tiba waktunya pengumuman "AKUPUN TIDAK DI TERIMA". Bayangkan sobat betapa hancurnya hatiku saat itu, apa yang aku impi-impikan dan aku perjuangkan dengan keras tak dapat aku raih :'( Ibupun menyarankanku untuk bersekolah di Sma favorit di kecamatanku yang sekarang menjadi sekolahku yaitu SMA Negeri Ambulu. Awalnya aku tidak tertarik untuk bersekolah disana. Karena memang dari awal keinginanku hanya bersekolah di kota dan di kota !
Setelah aku mendaftar di SMANA (singkatan sekolahku) akupun di terima. Senang? iya aku memang senang namun tak sesenang jika aku di terima di sekolah kota. Pengalaman pertamaku duduk di bangku SMA kelas X memang sangat pahit, aku mendapatkan kelas yang dimana aku banyak yang tidak mengenal mereka. Teman-teman SMPku kebanyakan berada di kelas sebelah. Aku sulit sekali beradaptasi dengan teman sekelasku, tidak tahu apa sebabnya.
Namun di kelas XI aku dapat sekelas lagi dengan teman-temanku waktu SMP. Aku tak susah untuk beradaptasi di kelas baruku pada saat kelas XI karena memang aku sudah 3 tahun bersama mereka waktu SMP. Hari-hariku aku jalani dengan sangat indah bersama mereka hingga aku lupa akan kenangan pahitku gagal bersekolah di kota.
Hingga hari ini aku berada di kelas XII, aku sadar ternyata apa yang terjadi dulu ada hikmahnya, disini aku memiliki banyak teman dan sahabat yang begitu aku sayang. Dan yang paling aku banggakan ternyata kamipun juga tidak kalah dengan anak yang bersekolah di kota dalam bidang prestasi. Hingga muncul opini bahwa "Kesuksesan seseorang dalam belajar tidak di pengaruhi dengan sekolahnya, namun pribadi masing-masing yang memang ingin mencapai kesuksesannya dengan usaha keras dan di iringi dengan do'a" So, just be yourself and keep the spirit in carrying out what you're running now :')
0 komentar